Sementara itu, tim media juga mendatangi Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Tasikmalaya untuk meminta sikap terkait dugaan penjualan 11 ekor sapi bantuan itu. Namun, jawaban yang diberikan pun terkesan tidak serius.
Kepala Bidang Penataan dan Kerjasama Desa, Utami Mufuha, S.Sos., saat ditemui di ruang kerjanya Senin (21/7) mengatakan pihaknya belum memahami secara utuh kasus tersebut. Bahkan, ia mengaku bingung menghadapi persoalan desa yang dianggap rumit.
“Kami belum paham betul kasusnya. Walaupun ada hak untuk mengawasi, kadang kami bingung menghadapi pemerintahan desa karena penyakitnya kompleks dan rumit,” ujarnya. Utami menambahkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Camat Mangunreja dan Kepala Dinas PMD, Asep Darisman, S.Sos., M.M., sebelum memberikan pernyataan resmi. Ia bahkan meminta statemennya tidak dulu diberitakan karena khawatir salah ucap.
Di tempat terpisah, Inspektorat Kabupaten Tasikmalaya melalui Irban 1, H. Omay Rusmana, juga memberikan jawaban serupa. Saat ditemui di ruang kerjanya, H. Omay Rusmana hanya menyampaikan terima kasih atas informasi yang diberikan. Ia menyebut akan melakukan komunikasi dengan pihak kecamatan dan desa, serta mengecek data di lapangan.
“Kalau memungkinkan, kami akan panggil Kepala Desa Pasirsalam. Tapi karena beliau sedang sakit (stroke ringan), kalau bisa masalah ini dilaporkan saja secara individu, tidak usah dulu diberitakan,” katanya.
Sejumlah tanggapan dari pihak kecamatan, DPMD, hingga Inspektorat tersebut dinilai sejumlah pihak sebagai bentuk ketidakseriusan dalam menangani dugaan penjualan sapi bantuan yang diduga melibatkan oknum tak bertanggung jawab. Mereka disinyalir tutup mata dan terkesan acuh terhadap persoalan yang jelas-jelas sudah viral dan meresahkan warga.
Publik pun kini menunggu langkah nyata dari aparat terkait untuk menuntaskan dugaan praktik penyelewengan Dana Desa di Desa Pasirsalam, demi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. (Ajat)
